Sunday, August 7, 2022
Indonesian Institute for Energy Economics
  • Home
  • About Us
    • From Chair of Governing Board
    • History
    • Vision & Mission
    • Objective, Strategy & Position
    • Organizational Structure
      • Governing Board
      • Supervisory Board
      • Executive Board
      • Operational Unit
    • Contact Us
  • Activities
    • Activities
      • Research
      • Outreach
        • Duta (Hemat) Energi
      • Event
    • Partnership & Network
  • Publication
    • News
    • Research Paper
    • Journal
    • Opinion
  • Reports & Library
    • Reports
    • Library
  • Our Services
  • Support Us
No Result
View All Result
  • Home
  • About Us
    • From Chair of Governing Board
    • History
    • Vision & Mission
    • Objective, Strategy & Position
    • Organizational Structure
      • Governing Board
      • Supervisory Board
      • Executive Board
      • Operational Unit
    • Contact Us
  • Activities
    • Activities
      • Research
      • Outreach
        • Duta (Hemat) Energi
      • Event
    • Partnership & Network
  • Publication
    • News
    • Research Paper
    • Journal
    • Opinion
  • Reports & Library
    • Reports
    • Library
  • Our Services
  • Support Us
No Result
View All Result
IIEE: Indonesian Institute for Energy Economics
No Result
View All Result

Bahu Membahu Menyambung Asa di Korong Wonorejo

by Admin
July 18, 2018
in Event, News
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Ade Nur Anisiya

Jembatan Orange. Begitu warga Korong/Kampung Wonorejo, Solok Selatan menyebut jembatan baru yang diresmikan pada tanggal 19 Februari 2018 ini. Jembatan yang memiliki bentang sepanjang 40 m dan lebar 1,5 m ini tidak hanya gagah dan sedap dipandang, tetapi juga banyak manfaat yang dirasakan warga dengan berdirinya jembatan tersebut.

Jembatan Orange berdiri gagah diantara Korong Wonorejo dan Kebun Teh PT. Mitra Kerinci

Jembatan Orange berdiri dengan diawali adanya harapan warga untuk dapat memiliki akses yang lebih baik menuju PLTMH Wonorejo dan lokasi kerja warga yang sebagian besar merupakan pemetik teh di PT. Mitra Kerinci. Sejak PLTMH Wonorejo berdiri di tahun 2005, setiap harinya operator PLTMH harus menyalakan dan mematikan turbin untuk aliran listrik di Korong Wonorejo. Jarak yang ditempuh tidaklah dekat, yaitu sekitar 3,52 km (satu kali perjalanan) harus dilalui hanya untuk menyalakan dan mematikan turbin. Tidak jarang pula ia harus kembali ke turbin saat turun hujan besar disertai petir untuk mematikan turbin agar tidak terjadi kerusakan. Tidak hanya operator, kondisi ini juga yang harus dilalui warga Korong Wonorejo setiap harinya untuk menuju kebun teh tempat mereka bekerja.[/caption]

Bukan hanya jarak yang jauh disertai kondisi jalan yang berbatu, warga juga harus melalui sebuah jembatan yang kurang baik kondisinya. Jembatan tersebut merupakan hasil swadaya masyarakat untuk dapat menyambung perjalanan mereka menuju PLTMH dan kebun teh. Rasa was-was dan takut yang muncul saat melintasi jembatan tersebut harus dihadapi oleh warga setiap hari demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ironisnya, jembatan yang sewaktu-waktu dapat rusak terkena banjir bandang ini adalah satu-satunya akses bagi warga untuk dapat menyebrang ke lokasi PLTMH dan kebun teh.

Kondisi jembatan lama yang kian hari kian memprihatinkan

Atas dasar kondisi tersebut, Konsorsium IIEE mencoba untuk mewujudkan harapan warga Korong Wonorejo untuk dapat memiliki jembatan baru yang lebih baik dan lebih dekat lokasinya dari pemukiman warga. Pembangunan jembatan ini menjadi salah satu program pembangunan fisik yang dilakukan oleh Konsorsium IIEE dalam proyek hibah PSDABM MCA-Indonesia disamping Revitalisasi PLTMH dan juga pembangunan Rumah Pengetahuan.

Dalam mewujudkan harapan tersebut, banyak tahapan yang harus dilalui baik dari pihak Konsorsium IIEE maupun pihak Warga Korong Wonorejo sendiri. Proses ini dimulai dengan pencarian lokasi yang strategis dan layak untuk dibangun sebuah jembatan. Diawal proses dilakukan kegiatan Feasibility Study (FS) serta pembuatan Detail Engineering Design (DED) dengan bantun konsultan terpercaya agar jembatan yang dibangun nantinya akan memiliki konstruksi yang kuat dan sesuai standar.

Dari hasil FS dan DED didapatkan titik lokasi terbaik dan memiliki akses yang mudah untuk distribusi bahan material. Namun setelah diidentifikasi, rupanya tanah di sekitar titik lokasi tersebut melewati  tanah milik warga dan juga tanah milik PT Mitra kerinci di sisi satunya.

Proses pencarian lokasi Jembatan bersama pihak Dinas P.U, Penataan Ruang dan Petanahan Kab. Solok Selatan

Tanah milik warga yang terlewati akses jalan adalah tanah milik Pak Sunario Kucu dan Pak Periyanto. Sehingga kemudian dilakukan dialog bersama petinggi Korong dan tokoh Korong Wonorejo kepada kedua orang tersebut. Yang menggembirakan, Pak Sunario dan Pak Periyanto kemudian setuju untuk menghibahkan tanahnya untuk dijadikan akses jalan menuju jembatan.

Dialog dengan Bapak Sunario Kucu
Dialog dengan Bapak Periyanto

Sedangkan untuk sisi yang merupakan tanah milik PT. Mitra Kerinci dilakukan musyawarah antara Konsorsium IIEE, perwakilan Warga Korong Wonorejo dengan PT. Mitra Kerinci. Musyawarah ini membuahkan hasil yang juga baik, yaitu PT. Mitra Kerinci memberikan izinnya untuk memanfaatkan lahan mereka sebagai akses jalan menuju jembatan. Izin penggunaan lahan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian kerjasama antara PT. Mitra Kerinci dengan Korong Wonorejo. Kesuksesan musyawarah ini tentunya juga didukung dengan kondisi warga Korong Wonorejo yang sebagian besar merupakan pemetik teh di PT. Mitra Kerinci. Dengan akses yang lebih dekat dan lebih baik, tentunya PT. mitra Kerinci dapat memingkatkan produktifitas pemetikan teh dari para pekerja.

Dialog dengan PT. Mitra Kerinci

Setelah perizinan lahan-lahan disekitar lokasi jembatan didapatkan, kegiatan yang tidak kalah penting selanjutnya adalah proses permohonan Izin Mendirikan bangunan (IMB) dari dinas terkait. Proses ini dilakukan seiring dengan proses-proses perizinan dari para pemilik lahan. Berkat ketekunan dan kesabaran segala pihak, pengurusan IMB tersebut dapat berjalan lancar dan berhasil didapatkan pada bulan April 2017.

Setelah didapatkan seluruh perizinan yang dibutuhkan dari sisi legal. Tahapan menarik yang tidak dapat dilupakan dari pembangunan jembatan tersebut adalah betapa nilai-nilai adat masih dipertahankan di Korong Wonorejo ini. Warga Korong Wonorejo terbiasa melakukan kegiatan “selametan” yang merupakan bentuk syukur sekaligus permohonan izin kepada Yang Maha Kuasa agar kegiatan yang mereka lakukan dapat berjalan dengan lancar. Selametan ini biasanya dilakukan pada saat akan memulai sebuah kegiatan dan juga saat selesai kegiatan. Dengan demikian pembangunan yang dilakukan di desa mereka diharapkan dapat menjadi berkat bagi seluruh warga maupun sekitarnya.

Kegiatan “Selametan” sebelum dilakukan pembangunan jembatan baru

Berdirinya Jembatan Orange memberikan harapan serta kebanggan baru bagi Warga Korong Wonorejo. Dengan kondisi jembatan yang ada saat ini tentu akan dapat membantu mempersingkat waktu tempuh operator menuju rumah turbin, sehingga diharapkan PLTMH Korong Wonorejo akan lebih terjaga dan prima kondisinya. Kemudian bagi warga yang bekerja sebagai pemetik teh, keberadaan jembatan baru ini membuat mereka dapat lebih menghemat waktu dan energi karena jarak yang awalnya harus dilalui sejauh 3,52 km kini dapat mereka lalui hanya dengan jarak kurang dari 1 km. Tidak hanya operator dan juga warga yang bekerja sebagai pemetik teh yang diuntungkan dengan berdirinya jembatan ini. Warga korong wonorejo dari anak-anak hingga lanjut usia kini merasa bangga dengan berdirinya jembatan tersebut. Kini tidak jarang terlihat banyak warga yang berhenti sejenak untuk ber-swafoto di depan jembatan orange ini. Jembatan ini juga menjadi sebuah ikon baru di Korong Wonorejo yang kemudian dapat disebarluaskan kepada khalayak umum sehingga dapat menarik warga di luar Korong Wonorejo untuk datang ke Korong Wonorejo.

 

Antusiasme warga yang ber-swafoto diatas Jembatan Orange

 Kebanggaan tersebut juga bertambah nilainya karena pembangunan jembatan baru ini tidak semata-mata hanya menggunakan pihak ketiga sebagai pekerjanya. Partisipasi Warga Korong Wonorejo dapat dilihat jelas dalam pembangunan ini dari cukup banyaknya warga Korong Wonorejo yang ikut menjadi pekerja dalam pembangunan jembatan tersebut. Memang benar mereka mendapatkan upah saat menjadi pekerja pembangunan jembatan, namun karena jembatan ini adalah jembatan yang nantinya juga akan menjadi milik mereka sendiri maka terasa sekali mereka melakukan pekerjaan ini dengan sepenuh hati dan tidak asal-asalan. Tidak hanya itu, di setiap minggunya diadakan kegiatan Gotong – royong (Goro) warga yang sudah di koordinasikan kepada seluruh Rukun Tetangga (RT). Tiap minggu warga tiap-tiap RT akan melakukan Goro secara bergantian. Baik bapak-bapak maupun Ibu-ibu akan hadir pada jadwal Goro yang sudah disepakati. Mereka yang bertanggung jawab untuk membersihkan dan merapihkan akses jalan dari jalan utama menuju jembatan.

Warga melakukan kegiatan Gotong Royong untuk merapihkan akses jalan menuju Jembatan Orange

Dari proses pembangunan jembatan orange ini, kami banyak belajar. Belajar mengenai arti pentingnya sebuah pengorbanan, melalui kerelaan hati para pemilik lahan untuk menghibahkan tanahnya. Belajar mengenai kesungguhan masyarakat dalam bergotong royong, kesungguhan pihak swasta (PT. Mitra Kerinci) dalam memberikan akses jalan, kesungguhan Pemerintah Daerah dalam memberikan dukungan perizinan, serta kesungguhan donor dalam pendanaan pembangunan. Bagi kami Konsorsium IIEE (IIEE, RMI, Prowater dan Wonorejo), senyum bahagia dari masyarakat tatkala Jembatan Orange selesai dibangun dan bisa dilewati adalah pelipur luar biasa setelah tiga bulan lebih bahu membahu bersama masyarakat untuk mewujudkan Jembatan ini. Kami meyakini, bahwa kegigihan, kerjasama, dan kesabaran jua lah yang menjadi modal utama dalam terealisasinya Jembatan Orange di Korong Wonorejo. Terima Kasih, Korong Wonorejo!

 

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Konsorsium IIEE yang terdiri dari IIEE-Indonesian Institute for Energy Economics, RMI, Prowater, dan LKM Wonorejo, serta didanai oleh Millenium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia) dan difasilitasi oleh yayasan KEHATI

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)

Related

Tags: jembatankonsorsiummcaisolokselatan

Related Posts

IIEE Participates in the Kick-off Meeting of Mainstreaming Regional Climate Mitigation Action and Regional Energy Planning into Regional Mid-term Development Plan (RPJMD) Project

IIEE Participates in the Kick-off Meeting of Mainstreaming Regional Climate Mitigation Action and Regional Energy Planning into Regional Mid-term Development Plan (RPJMD) Project

by Admin
March 9, 2021
0

Jakarta, Indonesia – In February 15th, 2021, IIEE participated in the Kick-off Meeting of Mainstreaming Regional Climate Mitigation Action and...

Indonesia-Japan Workshop on Variable Renewable Energy (VRE) System Integration, Hydrogen and Low Carbon Technologies 2021

Indonesia-Japan Workshop on Variable Renewable Energy (VRE) System Integration, Hydrogen and Low Carbon Technologies 2021

by Admin
February 4, 2021
0

Ministry of Economy, Trade, and Industry (METI), Japan; Institute of Energy Economics, Japan (IEEJ); and The Foundation of Indonesian Institute...

IIEE and ICLEI Successfully Holds Energy Conservation and Renewable Energy Awareness Raising Program for Youth

IIEE and ICLEI Successfully Holds Energy Conservation and Renewable Energy Awareness Raising Program for Youth

by Admin
January 26, 2021
0

Jakarta, Indonesia – IIEE and ICLEI have successfully implemented an energy conservation and renewable energy awareness raising program for youth...

Next Post
IIEE Joining Training Week Programme of Energy Efficiency Training Week for Southeast Asia (IEA Energy Efficiency in Emerging Economies)

IIEE Joining Training Week Programme of Energy Efficiency Training Week for Southeast Asia (IEA Energy Efficiency in Emerging Economies)

Support to Monitoring and Estimation of Energy Conservation Policies Impact

Support to Monitoring and Estimation of Energy Conservation Policies Impact

Energy Conservation: Will Market Take Care of Itself?

Energy Conservation: Will Market Take Care of Itself?

Pico Hydro for People

Tweets by @IIEE_jkt

Address

Jl. Ciomas V, No. 8, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan
+62-21 728 01676/+62-21 739 5519
iiee@cbn.net.id
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kegiatan & Kerjasama
  • Publikasi
  • Laporan & Perpustakaan
  • Layanan Kami
  • Dukung Kami

© 2018 Indonesian Institute for Energy Economics

No Result
View All Result
  • Home
  • About Us
    • From Chair of Governing Board
    • History
    • Vision & Mission
    • Objective, Strategy & Position
    • Organizational Structure
      • Governing Board
      • Supervisory Board
      • Executive Board
      • Operational Unit
    • Contact Us
  • Activities
    • Activities
      • Research
      • Outreach
      • Event
    • Partnership & Network
  • Publication
    • News
    • Research Paper
    • Journal
    • Opinion
  • Reports & Library
    • Reports
    • Library
  • Our Services
  • Support Us

© 2018 Indonesian Institute for Energy Economics

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In